Masih ingat cerita Qilla tentang periksa gigi..??
Yaa.. saya hampir saja lupa menulis kisahnya.. ^^ Baiklah, berikut saya ceritakan kembali pengalaman Qilla ya..
Nah, dikarenakan pertemuan kedua dengan dokter Willia mengatakan bahwa gigi belakang Qilla sudah hampir kena saraf, maka wajib sekali pertemuan berikutnya untuk ditambal.. Ya mau tak mau hal itu harus segera dilakukan.. Maka dibuatlah janji pertemuan ketiga dengan dokter Ratna pada hari rabu tanggal 3 Juni 2015.. dokternya beda lagi ya, ini spesialis anak.. ^^
Dalam hati saya sedikit risau, bagaimana tidak.. lha wong ini ganti dokter lagi.. emmff emmff emmf.. bakal gimana jadinya ya..?? Menuju lantai 3 saya sudah harap-harap cemas..
Benar saja, jika kemarin kak Qilla mogok ditengah pintu, kali ini mogoknya dikoridor dekat tangga... hmff.. ini bagian buya deh yang bujuk rayu.... Saya sudah masuk ruang dokter.. Dokter Ratnapun sebenarnya sudah mencoba membujuk, meski menurut saya bujukan dokter Ratna tidak seperti dokter Tiwi maupun dokter Willia. Sebelumnya saya sudah diberi tahu oleh dokter Willia, jika nantinya dokter spesialis itu langsung tindakan.. tak mau rayu-rayu lagi.. (resiko ya punya anak seperti Qilla---harus tega!)
Oke, 10 menit berlalu.. dibujuk dengan bermacam boneka atau mainan yang ada disana kak Qilla tetep kukuh memegang paha buya dan tak mau masuk.. Saat dipintu, dokter Ratna bertanya tentang keluhannya, dan berkata bahwa mengingat anaknya seperti ini, maka nanti saat tindakan akan dipegangi... sayapun manggut-manggut. Tak terpikir bagaimana nantinya.. yang penting masuk dululah.. Akhirnya sayapun langsung tiduran dikursi siap diperiksa.. Dalam ruangan tersebut selain dokter Ratna, ada dokter Tiwi, dan 3 asisten berbaju hitam..
Ruangan tersebut sudah disiapkan film yang kakak suka, namun ya gitu.. itupun tak berhasil.. Dan dengan sedikit paksaan lalu sambil menangis heboh, kak Qilla tiduran diatas badan saya.. diperiksa meski dengan merontak. Karena kak Qilla histeris gitu, akhirnya 2 asisten memegangi kepala dan kaki. Saya memegang tangan kakak..
Jujur saya begitu kaget, reaksi Qilla begitu histerisnya, heboh.. nangis teriak-teriak.. yang bilang sakitlah dipegangin, mau kumur-kumurlah.. silaulah, apapun dilakukan kak Qilla untuk mengulur waktu. Endingnya dokter Ratna teriak lebih keras.. (saya lebih kaget lagi tak tega rasanya)..
"Kalo tidak mau dipegangi, jangan banyak gerak, mulut dibuka..!! Qilla mau sehat kan??!! Percaya sama dokter, Qilla harus berani!!", kurang lebih begitu kalimatnya..
Wiihh.. efeknya lumayan, tangis kak Qilla sedikit mereda, meski sedikit demi sedikit kak Qilla bilang capek dan dokter Ratnapun memberi keringanan setiap hitungan ke lima akan berhenti sebentar agar kak Qilla bisa sedikit menutup mulutnya...
Coba bayangkan ya.. 2 dokter, 3 asisten dan buya..
Dokter Ratna membersihkan gigi kakak, dokter Tiwi dan 1 asisten membantu menyiapkan peralatannya, 1 asisten megangin kepala, 1 asisten megangi kaki (pegang santai ya.. sudah tidak seperti dipegang paksa) dan buya menutupi mata kakak biar tidak silau. Mereka berhitung.. "satuu.. duaa.. tiigaa.. eemmppaaatt.. liimmmaaa.. " bersama-sama. Hitungan kelima proses membersihkan berhenti sebentar.. sementara saya megangin tangan kakak biar anteng sambil bisikin alfateha...
Jika mereka berenam itu tidak berhitung, maka kakak akan berkata "Ayoo Hituung!!", serentak mereka kembali berhitung, hihiihii lucu ya...^^
Yeaah, pertemuan ketiga yang penuh ketegangan inipun akhirnya selesai juga. Satu gigi berlubang sebelah kiri sudah ditambal.. dan hadiah yang kakak terima berupa pesawat mainan berwarna oranye.. Horee senangnya kakak.
Karena buya masih ada kesibukan, jadinya kita tak kembali kerumah. Buya ke kantor bekerja, sementara saya dan kak Qilla bermain di Lotte.. asyiikkk..
Inilah percakapan saya dengan kak Qilla, saat perjalanan pulang.
Qilla: "Bunda, Qilla punya ide, gimana kalo kapan-kapan kita ke tante dokter
lagi, biar dapat pesawat.. Nti pesawatnya Qilla tambah banyak.."
Saya: "Oke.. kapan itu..?"
Qilla: "Ya kapan-kapan Nda...:
Saya: "........"
Pertemuan berikutnya seminggu kemudian, tanggal 10 Juni 2015 kakak kembali bertemu dengan tante dokter.. inilah ceritanya.. ^^
Daan begitulah, menunggu buya kerja, bunda dan kak Qilla main di Lotte.. lihat, begitulah gayanya kalau tak mau pulang.. "Mo tidur disini Nda..."
Aiiiihh.. kakak kakak.. ^^
Note:
Kunyah makanan lalu telan ya, agar gigi belakangnya tak berlubang..
Jangan di emut!!
Nah, dikarenakan pertemuan kedua dengan dokter Willia mengatakan bahwa gigi belakang Qilla sudah hampir kena saraf, maka wajib sekali pertemuan berikutnya untuk ditambal.. Ya mau tak mau hal itu harus segera dilakukan.. Maka dibuatlah janji pertemuan ketiga dengan dokter Ratna pada hari rabu tanggal 3 Juni 2015.. dokternya beda lagi ya, ini spesialis anak.. ^^
Dalam hati saya sedikit risau, bagaimana tidak.. lha wong ini ganti dokter lagi.. emmff emmff emmf.. bakal gimana jadinya ya..?? Menuju lantai 3 saya sudah harap-harap cemas..
Benar saja, jika kemarin kak Qilla mogok ditengah pintu, kali ini mogoknya dikoridor dekat tangga... hmff.. ini bagian buya deh yang bujuk rayu.... Saya sudah masuk ruang dokter.. Dokter Ratnapun sebenarnya sudah mencoba membujuk, meski menurut saya bujukan dokter Ratna tidak seperti dokter Tiwi maupun dokter Willia. Sebelumnya saya sudah diberi tahu oleh dokter Willia, jika nantinya dokter spesialis itu langsung tindakan.. tak mau rayu-rayu lagi.. (resiko ya punya anak seperti Qilla---harus tega!)
Oke, 10 menit berlalu.. dibujuk dengan bermacam boneka atau mainan yang ada disana kak Qilla tetep kukuh memegang paha buya dan tak mau masuk.. Saat dipintu, dokter Ratna bertanya tentang keluhannya, dan berkata bahwa mengingat anaknya seperti ini, maka nanti saat tindakan akan dipegangi... sayapun manggut-manggut. Tak terpikir bagaimana nantinya.. yang penting masuk dululah.. Akhirnya sayapun langsung tiduran dikursi siap diperiksa.. Dalam ruangan tersebut selain dokter Ratna, ada dokter Tiwi, dan 3 asisten berbaju hitam..
Ruangan tersebut sudah disiapkan film yang kakak suka, namun ya gitu.. itupun tak berhasil.. Dan dengan sedikit paksaan lalu sambil menangis heboh, kak Qilla tiduran diatas badan saya.. diperiksa meski dengan merontak. Karena kak Qilla histeris gitu, akhirnya 2 asisten memegangi kepala dan kaki. Saya memegang tangan kakak..
Jujur saya begitu kaget, reaksi Qilla begitu histerisnya, heboh.. nangis teriak-teriak.. yang bilang sakitlah dipegangin, mau kumur-kumurlah.. silaulah, apapun dilakukan kak Qilla untuk mengulur waktu. Endingnya dokter Ratna teriak lebih keras.. (saya lebih kaget lagi tak tega rasanya)..
"Kalo tidak mau dipegangi, jangan banyak gerak, mulut dibuka..!! Qilla mau sehat kan??!! Percaya sama dokter, Qilla harus berani!!", kurang lebih begitu kalimatnya..
Wiihh.. efeknya lumayan, tangis kak Qilla sedikit mereda, meski sedikit demi sedikit kak Qilla bilang capek dan dokter Ratnapun memberi keringanan setiap hitungan ke lima akan berhenti sebentar agar kak Qilla bisa sedikit menutup mulutnya...
Coba bayangkan ya.. 2 dokter, 3 asisten dan buya..
Dokter Ratna membersihkan gigi kakak, dokter Tiwi dan 1 asisten membantu menyiapkan peralatannya, 1 asisten megangin kepala, 1 asisten megangi kaki (pegang santai ya.. sudah tidak seperti dipegang paksa) dan buya menutupi mata kakak biar tidak silau. Mereka berhitung.. "satuu.. duaa.. tiigaa.. eemmppaaatt.. liimmmaaa.. " bersama-sama. Hitungan kelima proses membersihkan berhenti sebentar.. sementara saya megangin tangan kakak biar anteng sambil bisikin alfateha...
Jika mereka berenam itu tidak berhitung, maka kakak akan berkata "Ayoo Hituung!!", serentak mereka kembali berhitung, hihiihii lucu ya...^^
Yeaah, pertemuan ketiga yang penuh ketegangan inipun akhirnya selesai juga. Satu gigi berlubang sebelah kiri sudah ditambal.. dan hadiah yang kakak terima berupa pesawat mainan berwarna oranye.. Horee senangnya kakak.
Karena buya masih ada kesibukan, jadinya kita tak kembali kerumah. Buya ke kantor bekerja, sementara saya dan kak Qilla bermain di Lotte.. asyiikkk..
Inilah percakapan saya dengan kak Qilla, saat perjalanan pulang.
Qilla: "Bunda, Qilla punya ide, gimana kalo kapan-kapan kita ke tante dokter
lagi, biar dapat pesawat.. Nti pesawatnya Qilla tambah banyak.."
Saya: "Oke.. kapan itu..?"
Qilla: "Ya kapan-kapan Nda...:
Saya: "........"
Pertemuan berikutnya seminggu kemudian, tanggal 10 Juni 2015 kakak kembali bertemu dengan tante dokter.. inilah ceritanya.. ^^
Beginilah gaya kakak, saat berada diruang tunggu "The Smile Center" menonton film kartun yang sedang diputar, serius ya.. ^^
Lalu saatnya tiba, menuju lantai 3 langkah kaki kakak semakin berat. Yup!! Mulai deh adegan mogoknya.. Aiih aiih... Sebenarnya pertemuan ini sudah diketahui kakak. Kak Qilla setuju menambal gigi sebelah kanan.. lalu kenapa masih ada adegan mogok lagi ya...?? Hmmff.. Qilla gitu lho.. ><
Sebelum masuk ruangan, bertemu tante dokter Ratna.. kak Qilla mengajukan syarat.. "Orangnya sedikit saja..", "Oke.. ", kata dokter Ratna.
"Orangnya satu aja ya.."
"Ga bisa, ka harus ada asisten dokter..", jawab dokter Ratna.
"Ga mau, orangnya satu aja.."
"Iyaa..iyaa.. satu aja..", jawab bunda
"Ga pake disedot ya.." ---(alat penghisap air liur)
"Oke.."
Aiih kakak ni, ada-ada aja siih..
Nah, jadinya proses tambal yang kedua ini berlangsung lancar, hanya ada dokter dan asistennya dan buya yang berhitung 1 sampai 5 hihihii tetap ya.. sedikit merengek dan jika tak berhitung akan dikomplain sama kakak ^^
Begitu usai ditambal, beginilah ekspresinya.. tak mau senyum ya, hehehe cuma mau robotnya difoto.. aiih dapat hadiah lagi.. ^^
Daan begitulah, menunggu buya kerja, bunda dan kak Qilla main di Lotte.. lihat, begitulah gayanya kalau tak mau pulang.. "Mo tidur disini Nda..."
Aiiiihh.. kakak kakak.. ^^
Note:
Kunyah makanan lalu telan ya, agar gigi belakangnya tak berlubang..
Jangan di emut!!